Tari Serampang Dua Belas Asal ( Sejarah, Gerakan, dan Penjelasannya ) Lengkap

Tari Serampang Dua Belas adalah tari tradisional yang berasal dari Melayu Deli, tepatnya Deli Serdang, Sumatera Utara. Tarian ini merupakan sebuah tari kolosal yang mengisahkan perjalanan cinta dari sepasang bujang gadis. Tarian yang sempat populer di awal tahun 80-an ini hingga kini masih sering disajikan sebagai hiburan rakyat. Keunikan gerakan dan nilai filosofis yang termaktub dalam setiap gerakannya membuat tarian ini banyak diminati sebagai salah satu alternatif pengajaran budaya. Nah, bagi Anda yang juga tertarik untuk mempelajari seperti apa keunikan tarian ini, berikut kami sajikan pembahasan mengenai tari serampang dua belas ini mulai dari sejarah perkembangan, gerakan, hingga makna yang tersemat dalam setiap gerakannya. Silakan disimak!

1. Asal - Usul

Tari Serampang Dua Belas merupakan tarian tradisional Melayu yang berkembang dibawah Kesultanan Serdang. Penciptaan tari Serampang Dua Belas ini, berdasarkan penelitian lapangan dilakukan oleh Orang Kaya (O.K.) Adram dari Pantai Cermin di akhir decade 1930-an menjelang Indonesia merdeka.

gambar%2Btari%2Bserampang%2Bdua%2Bbelas%2B-%2Briau%2Bberbagi%2B2%2B%25281%2529

Pada saat itu sudah dibuat ragam sebanyak dua belas, dan telah pula dibuat lambing atau simbolnya oleh O.K. Adram. Kemudian Guru Sauti belajar tarian ini dengan O.K. Adram. Dari berbagai sumber, Serampang Dua Belas pertama kali ditampilkan pada pergelaran Muziek en Toneel Vereeniging Andalas tanggal 9 April 1938 yang bertempat di Grand Hotel, Medan, Sumatera Utara.

Sejak pegelaran pertama itu, Pencipta tari Sauti ini terus berproses dan menyempurnakan tarian ini. Sebelum bernama Serampang dua belas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari. Sedikitnya ada dua alasan mengapa nama Tari Pulau Sari diganti Serampang dua belas.

Pertama, nama Pulau Sari kurang tepat karena tarian ini bertempo cepat (quick step).Menurut Tengku Mira Sinar, nama tarian yang diawali kata ‘pulau’ biasanya bertempo rumba, seperti Tari Pulau Kampai dan Tari Pulau Putri.

Sedangkan Tari Serampang dua belas memiliki gerakan bertempo cepat seperti Tari Serampang Laut, Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari Serampang dua belas. Nama duabelas sendiri berarti tarian dengan gerakan tercepat di antara lagu yang bernama serampang.

Kedua, penamaan Tari Serampang dua belas merujuk pada ragam gerak tarinya yang berjumlah 12, yaitu:
  • (1) Pertemuan pertama.                                  (7) Menduga. 
  • (2) Cinta meresap.                                          (8) Masih belum percaya. 
  • (3) Memendam cinta.                                     (9) Jawaban. 
  • (4) Menggila mabuk kepayang.                    (10) Pinang-meminang. 
  • (5) Isyarat tanda cinta.                                  (11) Mengantar pengantin. 
  • (6) Balasan isyarat.                                       (12) Pertemuan kasih.

Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki. Hal ini dikarenakan kondisi masyarakat pada saat itu melarang perempuan untuk tampil di depan umum, apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya.

Tetapi dengan perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi secara lebih leluasa dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas kemudian dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan di berbagai pesta dan arena pertunjukan.

Hingga saat ini, Tari Serampang Dua Belas sudah berkembang ke beberapa daerah di Indonesia selain Sumatra Utara, seperti Riau, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai ke Maluku. Tari Serampang Dua Belas sering dibawakan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Hongkong.

Provinsi Sumatra Utara pada mulanya terdiri dari dua wilayah, yakni Sumatra Timur dan Tapanuli. Wilayah Sumatra Timur terbentang dari perbatasan Aceh sampai kerajaan Siak mempunyai batas-batas geografis yaitu sebagai berikut:
  1. Sebelah utara dan barat berbatasan dengan wilayah Aceh. 
  2. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Melaka. 
  3. Sebelah selatan dan tenggara berbatasan dengan daerah Riau. 
  4. Sebelah barat berbatasan dengan daerah Tapanuli. Di antara daerah Aceh di utara serta Riau di selatan dan tenggara inilah terletak kesultanan-kesultanan Meayu Sumatra Timur (Kesultanan Serdang salah satunya). 
Dari uraian letak geografis tersebut dapat dikaitkan mengapa Tari Serampang dua belas turut berkembang di wilayah Siak, Provinsi Riau. Sejak bermulanya penciptaan Tari Serampang Dua Belas oleh OK Adam dan Sauti, tari ini tetap sama seperti pada awalnya.

Tidak ada perubahan yang terjadi dikarenakan tarian ini telah dibakukan sejak lama. Serampang dua belas tidak bisa dirubah, sudah baku. Karena itu kita tidak bisa mengubah hak cipta seseorang, kita hanya bisa mengembangkan dan melestarikannya.
 

2. Musik Pengiring. 

Tarian Serampang 12 merupakan sebuah tarian dengan rentak joget.Masyarakat Melayu sangat lekat dengan kebudayaan dan kaidah-kaidah islam. Dapat dilihat dari gerakan-gerakan tari yang memiliki tata cara, tertib, sopan santun, dan lembut.

Tari Serampang Dua Belas diawali dengan ragam tari permulaan dan berakhir dengan ragam yang ke-dua belas, yakni ragam sapu tangan. Dengan perpaduan alunan alat musik akordion, biola, dan gendang bebano yang mengiringnya Tari Serampang Dua Belas.
unduhan

(1) Akordion. 

Akordion merupakan alat musik yang paling utama karena dirasa pas sebagai melodi pengiring tari Serampang dua belas.
gambar%2Btari%2Bserampang%2Bdua%2Bbelas%2B-%2Briau%2Bberbagi%2B4%2B%25281%2529

(2) Biola. 

Selain akordion, sering juga melodi dibantu dengan alunan alat musik biola. Fungsi musik pengiring tari biola ini memberikan warna heterofoni pada iringan musik tari Serampang dua belas, maupun jenis jenis tari melayu lainnya.

Alunannya yang lembut sering memberikan kesan tersendiri bagi penikmat musik. Dapat menjadi sangat menyayat hati dapat pula mengisahkan sebuah kisah yang menggebu-gebu. Biola pun kini dipandang menjadi bagian dari alat musik tradisional Melayu.
gendang-melayu-banka-copy

(3) Gendang Ronggeng (bebano.)

Setelah pembawa melodi, dalam iring-iringan tari serampang dua belas terdapat alat musik pembawa ritmik. Gendang ronggeng atau yang lebih dikenal dengan istilah bebano pada masyarakat Kecamatan Siak menjadi ciri dominan musik etnik Melayu.

Gendang pengiring yang dianggap mewakili estetika seni Melayu terdiri dari dua, satu sebagai gendang induk dan satu lagi sebagai gendang anak atau peningkah. Teknik menghasilkan empat onomatopeik bunyi pada bebano yakni tak (anak), ding (cak), dang (cal), dan tung (gong).
gambar%2Btari%2Bserampang%2Bdua%2Bbelas%2B-%2Briau%2Bberbagi%2B5%2B%25281%2529

(4) Gong (Tetawak.) 

Selanjutnya pada musik pengiring tari Serampang dua belas terdapat pula pembawa fungtuasi ritmik, yaitu gong atau tawak atau tetawak dan ada juga menggunakan kerincing. Tetawak umumnya memiliki tinggi badan yang lebih besar apabila dibandingkan antara tinggi badan dan diameter badannya.

Meski demikian, berpatokan pada perkembangan zaman, untuk musik tari Serampang Dua Belas apabila ingin dikolaborasikan dengan alat musik elektronik lain bisa saja, dengan partitur yang sama. Tidak mesti harus terikat harus ada saksofon, boleh saja kalau saksofon bisa dimainkan, dengan nada yang sama sah-sah saja, tidak menyalahi aturan. Namun tetap dengan rentak yang sama, yaitu rentak joget.

3. Penari Dan Busana

no%2B3gambar%2Btari%2Bserampang%2Bdua%2Bbelas%2B-%2Briau%2Bberbagi%2B7%2B%25281%2529Tari Serampang Dua Belas berkisah tentang cinta suci dua anak manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua sang dara dan teruna.

Oleh karena menceritakan proses bertemunya dua hati tersebut, maka tarian ini biasanya dimainkan secara berpasangan. Menurut konsep masyarakat Melayu, pada dasarnya baju kurung memiliki makna dikurung oleh syarak (hukum Islam).

Dalam kebudayaan Melayu, pakaian menurut syarak yaitu tidak tipis, tidak ketat, dan tidak terbuka. Hal inilah yang menjadi inti dari ajaran adat Melayu dalam berbusana, apakah pakaian sehari-hari, ke pesta, maupun pakaian adat Melayu.

Pada penari wanita biasanya dipilih antara kebaya labuh atau baju kurung. Busana ini diperindah lagi dengan tambahan property lainnya seperti sanggul, hiasan bunga, anting, selendang, dan sapu tangan. Sapu tangan ini diselitkan pada bagian ujung atas kancing baju. Adapun sapu tangan ini akan digunakan pada ragam terakhir tari Serampang Dua Belas.

Berdasarkan informasi yang didapat dari narasumber, Bapak Syafrijaldi atau yang akrab disapa Nda, bahwa untuk pemasangan sanggul pada penari wanita menggunakan sanggul aslinya yaitu sanggul suluk. Ada dua yang besar dibelakang, kemudian rambut di sasak.

Pada penari laki-laki tari Serampang Dua Belas yakni menggunakan busana tradisi Melayu. Busana yang digunakan dari kostum laki-laki menggunakan tanjak, kopiah, bros, baju teluk belanga, kain songket dan sapu tangan. Boleh pakai capal, boleh pakai sepatu.

Kalau mau menari di depan pejabat boleh pakai sepatu atau capal, boleh juga tidak menggunakan sandal.Adapun property sapu tangan yang ada pada penari laki-laki tari Serampang Dua Belas diselitkan di kantong bajunya, juga digunakan pada ragam terakhir tari Serampang Dua Belas.

4. Nilai Keharmonisan Dalam Unsur-Unsur Estetika. 

Secara garis besar, keharmonisan pada gerak tari Serampang Dua Belas terlihat pada gerak tangan dan kaki, baik penari laki-laki maupun penari perempuan. Penari yang menari berhadap-hadapan sebagai bentuk pertemuan dua anak manusia yang diharapkan berjodoh.

Setiap gerak langkah kaki diawali dengan kaki kanan dan bergerak sama maju mundur berputar dengan rentak yang sama antara keduanya. Kemudian daripada itu nilai keharmonisan ini terdapat antara manusia dengan alam.

Terdapat gerak tangan seperti Jumput, yaitu jari telunjuk dan ibu jari saling merapat sedangkan ketiga jari lainnya saling menjauh sehingga tidak rapat. Adapun pesan komunikasi yang dibangun oleh gerak ini yakni sebagai seorang insan mestilah pandai memilih apa yang sepadan dengan diri kita masing-masing, seperti menjumput benang dalam tepung, menjumput putik bunga, dan lainnya.

Gerakan jumput ini digerakkan oleh penari perempuan. Selain pada gerak penari perempuan, nilai keharmonisan pada tari Serampang Dua Belas juga terdapat pada gerak penari laki-laki. Misalnya saja pada ragam tari pusing, penari laki-laki melakukan gerak Ngebeng.

Penari laki-laki memiringkan sedikit salah satu bahu mengitari penari perempuan. Gerakan ini adalah ekspresi memikat hati kekasih pujaan oleh lelaki. Secara alami dalam kebudayaan Melayu, laki-laki yang bersifat progresif mendekati perempuan dalam konteks percintaan dan membentuk rumah tangga, dan melestarikan generasi muda.

Sedangkan penari perempuan bergerak tersipu malu sebagai bentuk kesantunan sebagai seorang wanita. Dengan demikian terdapat kesantunan pada gerak tari Serampang Dua Belas yang berarti menunjukkan adab orang Melayu dalam bergaul lain jenis.

Adanya keramahan namun tetap dalam norma kesopanan dan tidak melanggar aturan agama. Hal ini sesuai dengan kebudayaan Melayu yang sangat berkaitan erat dengan atura agama Islam.

5. Nilai Keseimbangan Dalam Unsur-Unsur Estetika. 

Keseimbangan pada tari Serampang Dua Belas juga terdapat pada gerak kaki Menumit, yaitu hanya bagian tumit saja yang mencecah ke lantai, sedangkan ujung jari kaki sampai ke bagian tengah tidak cecah ke lantai.

Pada gerakan maksimum manumit, ujung jari kaki membentuk sudut setengah siku-siku terhadap lantai. Menumit bermakna bahwa meski hanya dengan kedua tumit semestinya seseorang boleh berdiri di muka bumi.

gambar%2Btari%2Bserampang%2Bdua%2Bbelas%2B-%2Briau%2Bberbagi%2B9%2B%25281%2529

Artinya pula keseimbangan dalam berdiri, walau hanya dengan menggunakan dua tumit. Nilai keseimbangan lain yang pada tari Serampang Dua Belas juga terdapat pada ragam goncek. Goncek adalah gerakan kaki menapak, salah satu kaki digerakkan dengan manumit kemudian jinjit dan kembali manumit.

Gerak ini bermakna bahwa dalam menggerakkan kaki dengan saling bergantian secara estetika sangatlah diperlukan. Seperti halnya dalam menjalani kehidupan kadangkala susah kadang senang, kadangkala berada di atas kadang di bawah.

Ini berarti terdapat keharusan dalam menjaga keseimbangan dalam hidup ini, walau dengan hanya bekal tumpuan yang terbatas.
 
 

6. Nilai Fokus Dalam Unsur-Unsur Estetika. 

Fokus yang terdapat pada tari Serampang dua belas ialah gerakan yang merupakan bernuansa tradisi namun ditarikan dalam bentuk rentak joget. Salah satu hal yang menjadi keindahan tersendiri pada tari Serampang dua belas ialah penyajian tari dengan kelenturan, kelincahan dalam menggerakkan kaki dan tangan dengan seirama, namun tetap pada sifat kelembutan dan sopan santun.

Selain itu perbedaan olah tubuh antara penari laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki menari dengan gayanya yang frontal berusaha menatap penari perempuan namun tetap dalam kesopanan. Sedangkan penari perempuan yang malu-malu mencuri-curi pandang tetapi tetap terlihat lembut dan anggun. Dengan kata lain tarian Serampang dua belas bisa dirasakan dan dinikmati setiap ragamnya.

7. Ragam dan Makna Gerak Tari Serampang Dua Belas 

Tari Serampang Dua Belas di awali dengan ragam tari permulaan dimana penari laki-laki dan perempuan berputar dari posisi awal hingga akhirnya bertemu dan saling berhadap-hadapan.Gerak dasar tari Serampang Dua Belas beriringan antara gerak langkah kaki dan ayunan tangan mengikuti alunan musik rentak joget.

Adapun pergerakan tari Serampang Dua Belas memiliki empat struktur gerak, yaitu kecak sisi, langkah menyilang, menyilang angkat, dan langkah lonjak. tarian ini memiliki dua belas ragam yang teratur mulai dari ragam awal pertemuan, ragam tari berjalan, ragam tari pusing, hingga ragam kedua belas yaitu ragam tari sapu tangan.

Setiap alur ini memiliki makna tertentu yang secara simbolik adalah mengekspresikan dua sejoli manusia bercinta, dari mulai saat pertama berkenalan hingga akhirnya bertemu di pelaminan menjadi suami isteri.


Search Populer: