10 Senjata Tradisional Betawi - Jakarta

Senjata Tradisional Betawi | Adatnusantara - Siapa bilang Jakarta tak punya senjata tradisional? Walaupun dikenal dengan kota metropolis yang serba modern, ternyata masyarakat Jakarta khususnya suku Betawi yang merupakan penduduk asli ini memiliki beragam senjata tradisional terutama pada zaman dahulu sebagai sarana pertahanan diri serta perkakas rumah tangga.


Menurut arkeologi Uka Tjandrasasmita sebagai penduduk natif Sunda Kelapa (Monografi Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga Kerajaan Pajajaran (1977), Suku Betawi memiliki senjata tradisional yang belum terpengaruh kebudayaan asing sejak zaman Neolithikum atau zaman Batu Baru (3000-3500 tahun yang lalu). Hal ini dapat ditemukan pada bukti arkeologis di daerah Jakarta dan sekitarnya dimana terdapat aliran-aliran sungai besar seperti Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, Citarum pada tempat-tempat tertentu sudah didiami.

Dari alat-alat yang ditemukan di situs-situs itu, seperti kapak, beliung, pahat, pacul yang sudah diumpam halus dan memakai gagang dari kayu, disimpulkan bahwa masyarakat Betawi saat itu sudah mengenal pertanian (mungkin semacam perladangan) dan peternakan. Bahkan juga mungkin telah mengenal struktur organisasi kemasyarakatan yang teratur.

Pada kesempatan inilah kita akan mengenal senjata tradisional Betawi yang beberapa diantaranya masih tetap digunakan masyarakat Betawi pada saat ini.

Senjata Tradisional Betawi

senjata tradisional betawi

Setidaknya ada 10 senjata tradisional Betawi yang telah dikenal sejak zaman dahulu hingga beberapa diantaranya masih banyak digunakan oleh masyarakat Betawi saat ini, baik sebagai alat atau perkakas rumah tangga, alat pertanian maupun sebagian ada yang dijadikan perhiasan / senjata pusaka.

Untuk mengetahui apa saja senjata tradisional Betawi ini, mari kita simak penjelasan mengenai 8 senjata tradisional Betawi dibawah ini :

1. Senjata Tradisional Betawi - Golok Betawi

Golok merupakan senjata yang lazim dibawa oleh masyarakat Betawi khususnya kaum laki-laki pada zaman dahulu. Selain sebagai alat pertahanan diri, golok yang merupakan senjata tradisional Betawi ini juga berfungsi sebagai perkakas yang berguna untuk mencari kayu bakar, mengupas kelapa, memotong hewan dan lain sebagainya.

Sebagai senjata yang khas, golok Betawi memiliki ciri khas tersendiri,tidak hanya pada cerangka dan gagangnya yang memiliki ukiran khas Betawi, tapi juga bentuknya yang unik dan memiliki nama dan penggunaan tersendiri.

Berdasarkan bentuknya, golok betawi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu 

a. Golok Gobang

Bentuk dari golok gobang khas Betawi ini cenderung pendek. Golok gobak memiliki bentuk ujung yang rata serta melengkung di bagian punggung golok. Senjata Tradisional Betawi ini dibuat dari bahan utama berupa Tembaga. Adapun gagang pada golok ini terbuat dari kayu rengas, serta tidak memiliki ukiran. Orang Betawi menyebutnya dengan sebutan gagang jantuk.

b. Golok Ujung Turun

Golok ujung turun merupakan senjata tradisional Betawi yang memiliki ujung lancip. Golok ini biasanya menggunakan wafak (ukir) pada bilahnya serta terdapat ukiran hewan pada gagangnya. Gagang golok biasanya terbuat dari tanduk dengan tujuan agar beban golok menjadi ringan.

Adapun gambar hewan yang diwafak digolok mencerminkan kepercayaan orang Betawi akan hewan yang dianggapnya keramat. Hewan yang paling difavoritkan adalah macan, misalnya ‘golok Mat Item’ yang juga berwafak gambar macan.

Golok jenis ini sering dibawa dan diselipkan disarung oleh para jawara betawi. Sobat tentu sudah banyak mengenal jawara - jawara Betawi pada masa lalu bukan?


c. Golok Betok


Golok betok merupakan pusaka asli masyarakat Betawi. Sebagai sebuah senjata pusaka, keberadaan Golok Betok merupakan fase awal asal muasal senjata dalam sejarah nusantara. Bahkan, sebelum senjata khas Jawa Barat kujang ada, Golok Betok sudah ada konsepnya terlebih dahulu. Namun, karena Kerajaan Padjajaran memohon kepada Sang Empu agar dibuatkan secepatnya sebuah senjata bernama kujang, pembuatan Golok Betok menjadi tertunda.

2. Senjata Tradisional Betawi  - Badik Cangkingan

Senjata tradisional masyarakat Betawi yang bentuknya hampir menyerupai rencong (senjata khas Aceh) dan badik (senjata khas Makasar). Bagian-bagiannya terdiri dari gagang yang terbuat dari kayu yang keras atau gading, cincin terbuat dari perak, perunggu atau emas, kemudian rangka dan sarung. Kedua bagian ini biasanya terbuat dari kayu yang keras yang diukir indah. Bagian terakhir adalah bilah badik yang terbuat dari campuran besi dan baja.



Sesuai dengan namanya “cangkingan”, senjata ini biasanya dibawa begitu saja, diselipkan pada celana atau sarung. Senjata badik cangkingan ini digunakan sebagai senjata untuk mempertahankan diri. Namun pada saat ini badik cangkingan banyak digunakan sebagai pelengkap berbusana, terutama busana pengantin laki-laki dalam suatu upacara perkawinan. Oleh karena itu umumnya yang menyimpan senjata ini para perias pengantin.

3. Senjata Tradisional Betawi  - Siku-siku

Senjata tradisional Betawi ini disebut siku-siku karena tersusun dari dua besi yang saling menyilang atau menyiku. Biasanya senjata ini digunakan secara berpasangan. Selain memiliki bentuk yang saling menyilang, senjata siku-siku juga memiliki kemiripan dengan senjata belati. Hal yang membedakan antara belati dan siku-siku adalah terletak pada bentuk batang dan sisi-sisinya. Pada belati memiliki batang yang pipih dengan kedua sisi yang tajam, sementara siku-siku batangnya bulat dan ujungnya runcing.

Menurut beberapa orang Betawi yang mengetahui sejarah, siku-siku adalah senjata yang sudah lama dikenal oleh orang-orang Betawi jauh sebelum mereka menemukan dan menjadikan golok sebagai senjata tradisional. Konon pada masa dulu senjata siku-siku hanyalah dimiliki oleh jawara karena senjata jenis ini tergolong sangat berbahaya dan bisa digunakan untuk menusuk



4. Senjata Tradisional Betawi  - Punta

Punta adalah senjata tajam jenis tusuk, dengan panjang sekitar 15-20cm. Senjata ini lebih berfungsi sebagai senjata pusaka yang menjadi simbol strata sosial pada waktu itu, karena senjata tajam ini tidak pernah digunakan untuk bertarung. Di Jawa Barat mungkin dikenal sebagai Kujang, namun Kujang lebih variatif dari segi bentuk dan motif ciung.

5. Senjata Tradisional Betawi  - Beliung Gigi Gledek

Beliung adalah senjata tradisional Betawi sejenis kapak dengan mata menyilang kearah gagang pegangan, umumnya digunakan sebagai perkakas untuk membuat kayu. Sebutan untuk alat-alat atau benda-benda kebudayaan yang ditemukan di sekitar Jakarta. Merupakan kapak batu yang berasal dan zaman neolithicum, kurang lebih 3000-4000 tahun yang lalu. Gigi gledek ini ditemukan di daerah Condet melalui penggalian yang dilakukan pada tahun 1970-an. Dan tinjauan arkeologis dengan bukti tersebut menunjukkan bahwa Condet telah dihuni orang sejak 3500 tahun yang lalu..

Beberapa tokoh yang diketahui pernah menggunakan ini sebagai senjata andalannya adalah Batara Katong (Wak Item) dan Salihun pemimpin kelompok Si Pitung. Beliung digunakan Salihun sebagai sarana dalam melakukan aksi perampokan maupun pelarian dengan memanjat pagar tembok.

6. Senjata Tradisional Betawi  - Cunrik (Keris Kecil Tusuk Konde)

Cunrik merupakan senjata tradisional masyarakat Betawi khususnya para perempuan, berupa keris kecil atau tusuk konde. Cunrik biasa digunakan oleh para resi perempuan yang tidak ingin menonjolkan kekerasan dalam pembelaan dirinya, terbuat dari besi kuningan dengan panjang kurang dari 10cm. Salah seorang resi perempuan yang terkenal menggunakan cunrik ini adalah Buyut Nyai Dawit, pengarang Kitab Sanghyang Shikshakanda Ng Karesiyan (1518). Dimakamkan di Pager Resi Cibinong.

7. Senjata Tradisional Betawi  - Rotan

Rotan adalah jenis senjata tradisional Betawi yang digunakan pada permainan Seni Ketangasan Ujungan, termasuk kategori senjata alat pemukul. Disinyalir dari Seni Ujungan inilah awal beladiri berkembang. Pada masa awal terbentuknya Seni Ketangkasan Ujungan, rotan yang digunakan mencapai panjang 70-100cm. Pada ujung rotan disisipkan benda-benda tajam seperti paku atau pecahan logam, yang difungsikan untuk melukai lawan.



Pada perkembangannya rotan yang digunakan hanya berkisar 70-80cm, selanjutnya paku dan pecahan logam di ujung rotanpun tidak lagi digunakan untuk pertandingan yang sifatnya hiburan, rotan jenis ini dipakai hanya ketika berperang menghadapi musuh sesungguhnya. Tubuh lawan yang menjadi sasaranpun dibatasi hanya sebatas pinggang ke bawah, utamanya tulang kering dan mata kaki.

8. Senjata Tradisional Betawi  - Pisau Raut

Pisau Raut merupakan senjata tradisional masyarakat Betawi yang bentuknya hampir mirip badik. Merupakan pisau sang Hulun atau rakyat biasa. Pisau ini disebut juga badi-badi.



Selain berfungsi sebagai senjata, pisau raut juga merupakan salah satu ciri khas pada Pengantin Dandanan Rias Bakal Pria Adat Betawi. Senjata ini disematkan pada bagian tengah baju dan ditahan dengan ikat pinggang. Letaknya cenderung ke sebelah kanan dengan dihiasi bunga melati yang dironce indah.

9. Senjata Tradisional Betawi  - Kerakel


Kerakel (Kerak Keling) merupakan jenis senjata pemukul, merupakan perkembangan dari senjata rotan Ujungan. Orang Betawi Rawa Belong lebih mengenalnya dengan sebutan Blangkas.

Batang pemukul pipih memiliki panjang lebih pendek dari rotan (40-60cm), terbuat dari hasil sisa pembakaran baja hitam (kerak keling) yang dicor. Ujung gagang lancip yang difungsikan juga sebagai alat penusuk. Pada gagang dibuat lebih ringan dengan bahan terbuat dari timah. Agar tidak licin para jawara zaman dulu melapisinya dengan kain. Sekilas bentuk Kerakel mirip dengan Kikir, sejenis perkakas yang difungsikan sebagai pengerut besi.

Pada akhir abad 17 orang-orang peranakan cina di luar kota memodifikasi kerakel menjadi sebuah bilah dengan dua mata tajam, di sebut Ji-Sau (Ji, berarti dua-Sau, berarti bilah). Seiring dengan perkembangan waktu, lidah masyarakat Betawi memetaforkan kata ji-sau menjadi pi-sau, sekalipun pi-sau hanya bermata satu.

10. Senjata Tradisional Betawi  - Toya

Bagi masyarakat Betawi khususnya guru dan murid-murid pencak silat, senjata tradisional Betawi yang disebut toya sudah tidak asing lagi bagi mereka.


Toya merupakan senjata tradisional Betawi yang dibuat dari kayu ataupun bambu yang keras.Kegunaan utama dari senjata toya adalah untuk menangkis senjata lawan namun pada perkembangnya, senjata ini juga bermanfaat untuk menyodok, menggebuk atau menyerang lawan. Ukuran tongkat kayu yang digunakan untuk membuat toya adalah tidak lebih dari 1,5 M

Demikian Sobat Tradisi, 10 Senjata Tradisional Betawi yang bisa kita kenalkan pada penerus Bangsa. Semoga bermanfaat dan terus jelajahi situs tradisikita.my.id untuk menambah wawasan budaya Sobat semua.

Referensi :

  • http://jakartakita.com/2015/04/13/ini-dia-3-jenis-golok-khas-betawi-yang-biasa-dipakai-jawara/#gallery/2/
  • http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/27/15365498/Golok.Betok.Pusaka.Asli.Betawi.Berusia.800.Tahun
  • http://www.silatindonesia.com/2008/07/senjata-tradisional-betawi/