Tari Seudati Dari Aceh

Tari Seudati Dari Aceh | Adatnusantara - Tarian seudati merupakan tari tradisional Aceh yang menggambarkan keteguhan, semangat, serta jiwa kepahlawanan seorang pria, bahkan pada zaman penjajahan Belanda tari tradisional aceh ini sempat dilarang, karena telah mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda.

Pada kesempatan ini kita akan mengenal lebih jauh mengenai tari seudati. Tarian Aceh ini memang unik dan merupakan warisan kekayaan budaya Nusantara terutama provinsi Aceh yang berada di bagian barat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tari Seudat Aceh


Tari Seudati Dari Aceh


1. Apakah Tari Seudati Itu?

Tari Seudati adalah salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tarian ini diyakini sebagai bentuk baru dari Tari Ratoh atau Ratoih, yang merupakan tarian yang berkembang di daerah pesisir Aceh.

Tari Ratoh atau Ratoih biasanya dipentaskan untuk mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti menyambut panen dan sewaktu bulan purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan menghasilkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari ini.

Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.

2. Sejarah Asal Usul Tari Seudati

Menurut sejarahnya, tarian seudati ini awalnya tumbuh dan berkembang di Desa Gigieh, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Tarian ini kemudian mulai berkembang di daerah lain, salah satunya di Desa Didoh, Kecamatan mutiara, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini kemudian mulai menyebar ke daerah Aceh lainnya, hingga kini Tari Seudati sudah menyebar ke semua daerah di Provinsi Aceh.

Pada masa kedatangan Islam ke Nusantara melalui provinsi Aceh, tarian Seudati digunakan oleh para tokoh agama sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam. Namun pada masa penjajahan Belanda tarian ini sempat dilarang. Karena syair yang dibawakan dalam Tari Seudati ini dianggap dapat menumbuhkan semangat bagi para pemuda Aceh untuk bangkit dapat menimbulkan pemberontakan kepada Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, tarian ini kembali diperbolehkan, bahkan tidak hanya sebagai media dakwah, tapi juga sering ditampilkan sebagai tarian pertunjukan hingga sekarang.

Tari Seudati di Samalanga, Bireuen (1907) sumber : wikipedia


Sedangkan asal usul kata “seudati”  diambil dari Bahasa Arab “syahadati” atau “syahadatain”, yang artinya pengakuan atas keesaan Allah dan pengakuan bahwa Muhammad adalah nabi utusan-Nya. Teori lain beranggapan bahwa “seudati” berasal dari kata “seurasi”, yang mengandung makna kompak dan harmonis. Oleh penganjur Islam zaman itu, Tari Seudati digunakan sebagai media dakhwah; untuk menyebarluaskan agama Islam.

3. Fungsi dan Makna Tari Seudati

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Tari Seudati ini awalnya sering difungsikan sebagai media dakwah.  Syair-syair yang dilantunkan dalam mengiringi tarian ini biasanya berisi tentang kehidupan dan ajaran agama Islam.

Namun seiring perkembangan zaman, dimana Islam telah menjadi salah satu agama mayoritas fungsi tarian ini lebih kepada seni pertunjukan.

4. Pertunjukan Tari Seudati

Tari Seudati  biasanya dimainkan oleh para penari pria. Penari tersebut  berjumlah 8 orang penari utama yang terdiri dari satu orang syeh, satu pembantu syeh, dua apeet wie, satu apeet bak dan tiga orang pembantu biasa. Selain itu dalam tarian ini juga terdapat dua orang lain yang bertugas sebagai pelantun syair yang disebut aneuk syahi.

Gerakan dalam Tari Seudati ini sangat khas, enerjik, dan lugas. Gerakan dalam tarian ini didominasi oleh gerakan tangan dan kaki serta didukung dengan pola lantai yang bervariasi. Gerakan yang paling menonjol biasanya gerakan tepuk dada, ketipan jari, jerak tangan dan hentakan kaki yang dilakukan dengan lincah, cepat dan harmonis. Sehingga tak jarang membuat penonton terkagum-kagum menyaksikan pertunjukan Tari Seudati ini.

5. Musik Pengiring Tari Seudati


Tidak seperti musik tradisional lainnya yang selalu diiringi dengan alunan musik dari berbagai alat musik tradisional, tari seudati hanya diiringi oleh syair-syair yang dilantunkan oleh aneuk syahi. Jadi tari seudati tidaklah diiringi oleh berbagai alat musik aceh, melainkan hanya dengan beberapa bunyi yang berasal dari tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke lantai, dan petikan jari. Gerak demi gerak dibawakan mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan. Beberapa gerakan dalam tarian ini sangat dinamis dan penuh semangat. Namun ada juga beberapa bagian yang nampak kaku, tetapi sejatinya memperlihatkan keperkasaan dan kegagahan para penarinya. Kemudian, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan kesombongan sekaligus sikap kesatria.

6. Kostum Penari

Kostum atau pakaian yang digunakan para penari dalam Tari Seudati ini biasanya menggunakan pakaian khusus yang bertemakan adat. baju yang digunakan biasanya terdiri dari baju ketat berlengan panjang dan celana panjang. Baju dan celana tersebut biasanya berwarna putih. Sedangkan sebagai aksesoris biasanya terdiri dari kain songket yang dikenakan di pinggang hinga paha, rencong yang disisipkan di pinggang dan tangkulok (ikat kepala) berwarna merah.




7. Perkembangan Tari Seudati Aceh

Tokoh budaya Aceh bersama masyarakatnya masih terus melestarikan kesenian khususnya seni tari seudati ini. Berbagai kreasi dan invosi tari seudati terus digali dengan mengadakan berbagai event dan perlombaan yang mengangkat tari seudati Aceh ini.

8. Video Tari Seudati Aceh


Untuk mengetahui bagaimana tari seudati yang berasal dari Aceh, mari kita simak video tari seudati Aceh dibawah ini :



Demikian Sobat Tradisi, informasi mengenai tari seudati Aceh, semoga bermanfaat.