Suku Boti Suku Berasal dari Nusa Tenggara Timur

Suku Boti adalah salah satu suku tertua dan berasal dari Nusa Tenggara Timur dan merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Metu. Kehidupan masyarakat suku Boti sangat jarang didengar karena keberadaan tempat mereka yang jauh dari perkotaan dan sulit dicapai karena berada di tengah pegunungan.

Masyarakat Boti mendiami Desa Boti kecamatan Kie yang terletak kurang lebih 40 km dari kota So’e kabupaten Timor Tengah Selatan.
 
 
 

Kelompok Suku Boti

Masyarakat suku Boti terbagi menjadi dua kelompok yaitu suku Boti dalam dan suku Boti luar. Perbedaan kedua kelompok tersebut adalah :

1. Orang Boti Dalam tinggal di areal tersendiri berpagar kayu, sedangkan suku Boti Luar menyebar di berbagai lokasi di luar desa Boti dalam.

2. Masyarakat Boti dalam masih sangat menjunjung tinggi adat dan kebudayaannya. Bagi mereka yang keluar dari suku maka akan diadili, dikucilkan, atau bahkan diusir. Laki-laki suku Boti yang sudah menikah diarang untuk memotong rambut. Rambut mereka dibiarkan panjang dan diikat dengan bentuk menyerupai konde.

Agama

Kepercayaan masyarakat suku Boti menganut sistem Dinamisme dan disebut dengan nama Halaika. Dengan kepercayaan terhadap dua penguasa alam, yaitu Uis Pah (Dewa langit) dan Uis Neno (Dewa bumi). Mereka memiliki satu hutan tempat bersembah dengan ritual sendiri. Uis Pah adalah dewa yang akan menjaga, mengawasi, dan melindungi kehidupan manusia dan seluruh isinya. Sedangakan Uis Neno adalah dewa yang menentukan manusia masuk surga atau neraka. Kepercayaan dan keyakinan mereka sangat kuat dan dipegang teguh.

Bahasa

Masyarakat suku Boti menggunakan bahasa Dawan. Sebagian dari masyrakat Boti dalam sudah bisa memahami bahasa Indonesia, namun mereke blum fasih dalam berbicara.

Aturan Adat

Suku Boti memiliki banyak aturan salah satunya adalah sistem kepercayaan Halaika. Dalam kepercayaan tersebut Alam adalah jantung kehidupan bagi suku Boti, sehingga segala macam aturan berkaitan erat dengan alam. Terdapat juga aturan dalam pernikahan, dimana seorang lelaki tidak akan menikah sebelum hidup mandiri. Dan ketika sudah menikah, laki-laki dilarang memotong rambutnya. Bila kepercayaan dan aturan adat Boti dilanggar, maka akan dikenakan sanksi dan tidak diakui sebagai penganut kepercayaan Halaika. Dan mereka harus keluar dari komunitas suku Boti.
 
 
 

Sosial

Kehidupan masyarakat Bonti terdapat pembagian tugas antara lelaki dan perempuan. Lelaki bertugas mengurusi permasalahan di luar rumah, seperti berkebun, dan berburu. Sedangkan wanita mengurusi urusan rumah tangga. Masyrakat Boti menganut sistem monogami atau hanya beristri satu.
Selain itu masyarakat Boti sangat peduli, jika ada yang salah satu warga yang mencuri di desa tersebut maka pencuri itu tidak akan dihakimi secara fisik. Namun si pencuri tersebut akan dibantu warga dengan diberikan benda yang sama dengan yang ia curi. Hal ini mungkin karena masyrakat Boti memiliki pemikiran bahwa ketika ada yang mencuri berarti ia sedang dalam keadan sulit dan sangat membutuhkan. Sehingga sebagai suku yang sama, sudah merupakan kewajiban untuk membantu.
 
 
Search Populer:
  •  suku nusa tenggara barat
  • suku bangsa nusa tenggara
  • bahasa di ntt
  • nama suku flores
  • ciri fisik suku flores
  • nama suku bangsa kalimantan barat
  • suku alor
  • suku atoni