Tempat Bersejarah di Indonesia Candi Candi Bubrah

Adatnusantara.web.id - Candi Bubrah terletak di dalam kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sedikit sekali informasi yang diperoleh mengenai candi. Saat ini Candi Bubrah tinggal berupa batur (kaki candi), itu pun telah rusak. Onggokan batu bekas dinding candi digeletakkan di dekat bangunan candi. Nama ‘Bubrah’ dalam bahasa Jawa berarti hancur berantakan. Mungkin candi ini dinamakan Bubrah karena ketika ditemukan kondisinya memang sudah dalam keadaan (bubrah).


Peninggalan Sejarah

Meskipun demikian, candi ini masih dapat dikenali sebagai candi Buddha. Ukuran candi relatif kecil dengan denah dasar persegi panjang. Tinggi batur (kaki) candi sekitar dua meter. Sepanjang pelipit atas dihiasi dengan pahatan berpola simetris. Tidak terlihat adanya sisa-sisa relief pada dinding kaki candi. Tangga naik ke selasar di permukaan batur terletak di sebelah timur.


Karena berlokasi dekat Candi Sewu, yang juga berciri Buddha, maka diperkirakan Candi Bubrah dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini menghadap ke timur dan mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari batu andesit. Saat pertama kali ditemukan masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi. Beberapa arca Buddha yang terpenggal kepalanya, mungkin ulah tangan-tangan usil manusia, terletak di halaman candi.

Pendirian Candi Bubrah diyakini semasa dengan Candi Sewu dan Candi Lumbung, ketiganya menjadi satu kesatuan mandala bercorak Budhist. Menurut prasasti Manjusrigrha berangka tahun 714 Saka atau semasa tahun 792 Masehi, disebutkan peresmian prasada atau tempat pemujaan Manjusri, yang dianggap dewa pelindung kerajaan dan dinasti Syailendra.

Komplek tempat pemujaan ini dibangun Rakai Panangkaran yang disebut sebagai Syailendra Wangsa Tilaka, atau mutiara keluarga Syailendra. Ia menjadi tokoh gilang gemilang Mataram Kuno.Rakai Panangkaran adalah pemimpin dinasti Syailendra yang berpindah agam, dari semula Siwa (Hindu). Ia diperintahkan ayahandanya untuk menjadi Budha, dan ia memang jadi seorang Budhist yang amat taat.Rakai Panangkaran pula yang membangun Candi Kalasan, persembahan untuk Dewi Tara. Selain itu pula dibangun Candi Sari dan Candi Sewu. Namun saat semua bangunan suci itu paripurna, Rakai Panangkaran sudah wafat.

Peresmian dilakukan penggantinya, Rakai Panaraban. Candi Bubrah merupakan bangunan tunggal menghadap[ ke timur, sama halnya dengan komplek Candi Prambanan yang juga menghadap ke timur. Bangunan terkesan tinggi ramping dengan atap stupa menjadi simbol Gunung Meru. Susunan stupa induk merujuk konsep pantheon dalam agama Budha. Satu stupa dikelilingi delapan stupa, kemudian dikelilingi 16 stupa. Bagian luar tubuh candi ada relung-relung berisi arca Dhyani Buddha. Relung utara  berisi Dhyani Buddha Amogasiddhi menghadap utara. Relung barat Dhyani Buddha Amitabha. Relung selatan berisi arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa. Sedangkan sisi timur relungnya berisi arca Dhyani Buddha Aksobhya. Perbedaan di antara arca Dhyani Buddha itu ada salah satunya pada posisi duduk dan tangannya.