13 Senjata Pusaka Indonesia Yang Melegenda

10 Senjata Pusaka Indonesia Yang Melegenda | Adatnusantara - Indonesia sangat kaya akan adat istiadat dan kebudayaannya. Salah satu bentuk kebudayaan  yang lahir dari kearifan lokal Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu adalah senjata pusaka.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada zaman dahulu Indonesia terdiri dari kerajaan-kerajaan yang pernah mengalami kejayaan pada waktunya. Dari beberapa kerajaan yang terkenal di Nusantara, terceritakan juga kesatria-kesatria sakti dengan berbagai kisah legendanya. Tentu saja beberapa mereka menggunakan senjata pusaka andalan yang cukup terkenal.

Tidak jarang dari beberapa legenda tentang kesatria Nusantara tersebut, hingga saat ini masih terdapat benda pusaka peninggalannya. Dan pada kesempatan ini, TradisiKita akan mencoba mengumpulkan 10 Senjata Pusaka Indonesia yang melegenda.

Senjata-senjata pusaka tersebut menyimpan cerita yang akan kami bahas pada kesempatan lain. Oke Sobat, langsung saja kita simak 10 senjata pusaka Indonesia yang melegenda tidak hanya di Nusantara, tapi juga masyarakat dunia.

10 Senjata Pusaka Indonesia Yang Melegenda

10 Senjata Pusaka Indonesia Yang Melegenda

Senjata Pusaka Indonesia No 1 : Keris Empu Gandring


Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.

Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "mpu" (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "ditransfer" kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.

Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan harus diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni :

  1. Mpu Gandring, Sang Pembuat Keris. 
  2. Kebo Ijo, rekan Ken Arok. 
  3. Tunggul Ametung, Penguasa Tumapel saat itu. 
  4. Ken Arok, Pendiri Kerajaan Singasari. 
  5. Ki Pengalasan, pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok 
  6. Anusapati, Anak Ken Dedes yang memerintah Ki Pengalasan membunuh Ken Arok.
  7. Ken Dedes
Setelah itu keris tersebut "diamankan" oleh seorang raja jawa, dan hingga saat ini keberadaan keris mpu gandring ini masih menjadi misteri.

10 Senjata Pusaka Indonesia Yang Melegenda

Senjata Pusaka Indonesia No 2 : Tombak Kyai Plered

Apabila dilihat dari asal usul tombak kyai plered, ada sebuah cerita yang tidak masuk pada logika kita. Dimana tombak kyai plered merupakan perubahan bentuk dari kemaluan seorang pertama bernama Syekh Maulana Maghribi. Namun pada kenyataannya, tombak ini cukup terkenal dilingkungan masyarakat Pulau Jawa. 

Tombak kyai plered ini merupakan senjata keraton yogyakarta dan merupakan senjata raja mataram pertama yaitu Panembahan Senapati yang memiliki nama asli Danang Sutawijaya. Oleh Panembahan Senapati, senjata tombak kyai plered ini digunakan untuk mengalahkan Bupati Jipang Arya Penangsang dalam perang tanding di pinggir Bengawan Solo.


Senjata Pusaka Indonesia No 3 : Kujang 


Kujang merupakan sebuah senjata unik dari daerah Jawa Barat yang sangat terkenal di Indonesia. Berdasarkan informasi dari id.wikipedia.org, Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram.
Kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata.

Kujang adalah sebuah alat pertanian yang biasa dipakai oleh penduduk masa itu. Karena keinginan Raja Kuda Lalean (raja sebelum Prabu Siliwangi) untuk menciptakan sebuah senjata yang mencirikan tanah pasundan. Ia kemudian melakukan suatu tirakat Tapa Brata untuk mendapatkan petunjuk dari Sang Pencipta Alam Semesta. Alhasil didapatkanlah ilham yang kemudian Ia menyuruh seorang Empu untuk membuatkan sebuah senjata yang bercirikan kerajaannya itu. Senjata itu kemudian disebut dengan Kujang Pusaka.

Setelah Raja beralih pada Prabu Siliwangi, beliau Prabu Siliwangi menyempurnakan Kujang Pusaka menjadi seperti yang Anda kenal saat ini. Yaitu pegangan kujang yang diukir membentuk kepala macan. Ukiran kepala macan adalah sebuah bentuk penghormatan Sang Prabu terhadap Macan Putih yang telah senantiasa menjadi pendampingnya untuk membantu menghadapi serangan bangsa-bangsa yang ingin menghancurkan Kerajaan Pajajaran. Kujang Pusaka Prabu Siliwangi inilah yang kerap kita lihat saat ini.

Senjata Pusaka Indonesia No 4 : Rencong

Senjata pusaka Indonesia yang berasal dari Provinsi Aceh disebut dengan rencong. Senjata ini juga memiliki keunikan, ciri khas dan cerita/histori tersendiri. Dan karena senjata yang mematikan inilah Aceh juga di kenal dengan sebutan tanah rencong.

Rencong ini digunakan oleh raja-raja, bangsawan dan beberapa pejuang Aceh dalam melawan penjajahan bangsa asing dahulu. Rencong diselipkan dipinggang sisi depan juga sebagai arti siap bertempur sampai darah penghabisan. Tak seperti keris yang digunakan dalam kebiasaan Jawa, keris diselipkan dipinggang sisi belakang serta berkesan disembunyikan

Dalam catatan histori Aceh seseorang pejuang Aceh pernah menewaskan segerombolan serdadu Belanda yang bersenjata komplit cuma dengan sebilah rencong. Momen ini bikin penjajah Belanda sangatlah terpukul serta bahkan juga stress pikirkan perihal peristiwa yang aneh ini. Inilah penyebab Belanda menyebutkan orang Aceh juga sebagai orang hilang ingatan atau Aceh Pungo.


Senjata Pusaka Indonesia No 5 : Mandau

Mando (Mandau) adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata pusaka Indonesia. Berbeda dengan parang biasa, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.


Mando (ejaan Indonesia: Mandau, adalah ejaan yang salah) berasal dari bahasa Dayak Kalimantan Tengah, yaitu asal kata "Man" yaitu singkatan dari kata "kuman" yang bearti "makan" dan dibentuk dari kata "do" yaitu singkatan dari kata "dohong" yakni pisau belati khas Kalimantan tengah. Jadi secara harafiah Mando bearti "makan Dohong", maksudnya adalah karena sejak senjata mando menjadi populer di kalimantan tengah, dohong yang merupakan senjata pisau terawal milik Dayak Ngaju kal-teng menjadi kalah populer atau tergerus kalah oleh mando. Kekalahan populer dohong tersebut menyebabkan sebutan untuk jenis parang yang mengalahinya kemudian disebut "mando".

Suku Dayak dengan senjata Mandaunya terkenal kejam dan ahli dalam peperangan, kelompok klan mereka melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke pulau kalimantan, termasuk bangsa Melayu dan Bangsa Austronesia, karena seringnya peperangan antar klan dan bangsa-bangsa yang datang ke pulau kalimantan, Pedang mandau menjadi terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan digunakan untuk memenggal kepala musuh-musuhnya (adat Pengayauan suku Dayak) hingga para bangsa lainnya tidak berani memasuki daerah mereka. Hingga sampai dengan sekarang Mandau menjadi sebutan nama sebuah senjata adat asli Pulau Kalimantan. arti mandau sebenarnya dari suku dayak katulistiwa. dau teraebut artinya senjata. man artinya keberanian . yang dianu suku tionghoa pedalaman

Senjata Pusaka Indonesia  No 6 : Badik

Batik merupakan senjata tradisional yang cukup fenomenal. Badik adalah senjata pusaka Indonesia yang berasal dari daerah Makasar - Sulawesi Selatan serta Provinsi Lampung.

Senjata ini berbentuk seperti pisau biasa, namum gagangnya membengkok seperti gagang golok, sedang mata pisaunya membengkok di bagian ujung. Penyebutan badik terhadap senjata ini mengingatkan kita pada senjata tradisional dari Bugis, tidak jelas aal usulnya apakah senjata Badik lampung merupakan senjata "kiriman" dari Bugis, atau sebaliknya, sampai saat ini belum dapat dipastikan. yang jelas jika kit amati berdasarkan bentuknya memnang terdapat kemiripan antara badik lampung dengan badik bugis. Badik Lampung biasanya juga dilengkapi dengan sarung terbuat dari kayu. Yang menrik ternyata sampai saat ini masih dibuat oleh orang Lampung. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari si pembuatnya sendiri bahwa badik yang diproduksinya itu merupakan badik asli lampung dan pengteahuan yang diperolehnya adalah merupakan warisan dari leluhurnya.


Senjata Pusaka Indonesia No 7 : Celurit

Bagi masyarakat Madura, celurit adalah benda yang wajib dimiliki, dan alasan mayoritas penduduk Madura memilikinya karena benda tersebut tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari, seperti celurit digunakan sebagai alat memotong rumput di ladang, memotong kayu, serta lebih parahnya lagi, biasanya digunakan sebagai alat menikam lawannya hingga tewas, atau istilah dalam bahasa Madura, yakni carok.



Senjata Pusaka Indonesia No 8 : Parang Salawaku


Parang Salawaku adalah sepasang senjata tradisional dari Maluku. Parang Salawaku terdiri dari Parang (pisau panjang) dan Salawaku (perisai) yang pada masa lalu adalah senjata yang digunakan untuk berperang. Di lambang pemerintah kota Ambon, dapat dijumpai pula Parang Salawaku. Bagi masyarakat Maluku, Parang dan Salawaku adalah simbol kemerdekan rakyat.

Senjata Pusaka Indonesia yang melegenda ini dapat disaksikan pada saat menari Cakalele, yaitu tarian yang menyimbolkan kekuatan kaum pria Maluku. Parang di tangan kanan penari melambangkan keberanian sementara salawaku di tangan kiri melambangkan perjuangan untuk mendapatkan keadilan.

Parang Salawaku merupakan kerajinan tangan khas orang Maluku. Parang dibuat dari besi yang ditempa dengan ukuran bervariasi, biasanya antara 90-100 cm. Pegangan parang terbuat dari kayu besi atau kayu gapusa. Sementara itu, salawaku dibuat dari kayu keras yang dihiasi kulit kerang laut.





Senjata Pusaka Indonesia  No 9 : Wedhung

Wedhung merupakan salah satu dari sekian banyak senjata pusaka Indonesia yang diciptakan, tetapi belum diketahui pasti awal pembuatannya. Jika kita amati dilapangan banyak ditemukan type mirip senjata Wedhung, seperti di aliran sungai Brantas dan Cirebon. Maka bisa ditarik kesimpulan, senjata ini kemungkinan sudah ada sekitar abad ke-10. Wedhung berkembang pada era demak bahwa wedung adalah senjata trendi masa itu itu terbukti Terdapat sebuah kampung namanya desa Wedung, sejarahnya tempat memproduksi wedung, di wilayah Demak. .awal semuanya emang dari sebuah fungsi senjata tebas dan berkembang menjadi senjata spiritual atau pusaka dan juga merupakan simbol status



Senjata Wedhung ini berbentuk seperti pisau tetapi ukurannya lebih besar. Penggunaannya sama dengan Keris. Tetapi, jika Keris biasanya diselipkan di belakang pinggang, senjata Wedhung digunakan di muka. Tak menutup kemungkinan ada juga yang menggunakannya di samping badan.

Senjata Pusaka Indonesia  No 10 : Sumpit

Sumpit atau sumpitan (bahasa Kalimantan Tengah: sipet) adalah senjata pusaka yang melegenda. Senjata tradisional ini digunakan untuk berburu maupun dalam pertempuran terbuka atau sebagai senjata rahasia untuk pembunuhan diam diam.

Penggunaan sumpit yaitu dengan cara ditiup. Dari segi penggunaannya sumpit atau sipet ini memiliki keunggulan tersendiri karena dapat digunakan sebagai senjata jarak jauh dan tidak merusak alam karena bahan pembuatannya yang alami. Dan salah satu kelebihan dari sumpit atau sipet ini memiliki akurasi tembak yang dapat mencapai 200 meter.

Banyak masyarakat Indonesia pada zaman dahulu yang menggunakan sumpit, diantaranya adalah masyarakat suku Dayak di Kalimantan.

Pada zaman penjajahan di Kalimantan dahulu kala, serdadu Belanda bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada masanya, sementara prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi, serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit Dayak diterjang peluru. Yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun. Sebelum berangkat ke medan laga, prajurit Dayak mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren. Dalam kesenyapan, mereka beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek.


Demikian Sobat Tradisi, 10 Senjata Pusaka Indonesia yang Melegenda. Senjata tradisi tersebut diatas, pernah memiliki kejayaan dizaman dahulu kala, dan menjadi benda pusaka pada saat kini.

Referensi :
id.wikipedia.org