Legenda Batu Tobat, Riau

Legenda Batu Tobat, Riau | Adatnusantara - Di hulu sungai Batang Gansal yang berada di Desa Rantau Langsat Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau, terdapat beberapa batu besar yang berada di tengah sungai yang disebut dengan “Batu Tobat”. Nama tersebut diambil dari bahasa masyarakat sekitar, Tobat berarti Penghalang.

Bagi Sobat Tradisi yang berkunjung ke Desa Rantau Langsat bisa melihat Batu Tobat ini menggunakan boat sungai ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Menyusuri sungai sambil menikmati keindahan alam yang masih alami di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh membuat perjalanan Sobat semakin dekat dan lebih mengenal pesona alam hutan Riau.


Sebelum menikmati indahnya pemandangan alam Riau tersebut, TradisiKita akan sedikit cerita mengenai keberadaan atau asal usul batu tobat yang memiliki legenda atau cerita rakyat. Batu Tobat merupakan susunan batu besar yang terdapat ditengah sungai yang menghalangi lajunya arus sungai yang mengalir. Konon ceritanya Batu Tobat terjadi karena perebutan wilayah antara tujuh bersaudara yang dikenal Siklambai dengan dua orang datuk yang bernama Datuk Kuntum dan Datuk Reges.

Tingkah laku Siklambai yang sering merusak hutan dengan kekuatan dahsyat mampu menebas pohon besar dengan tangannya, membuang batu raksasa yang berada di atas bukit ke sungai hanya dengan tendangan kaki.

Karena perilaku mereka yang keterlaluan sehingga berdampak pada masyarakat yang berada di hilir sungai. Air sungai yang mengalir ke hilir menjadi kecil dan tidak banyak ikan yang didapat masyarakat membuat masyarakat mengeluh dan melaporkan kepada Datuk selaku pemimpin mereka pada saat itu.

Akhirnya Datuk Kuntum dan Datuk Reges sepakat pergi ke hulu sungai untuk menelusuri apa yang menjadi penyebab air sungai yang mengalir menjadi kecil di bagian hilir. Setibanya mereka di hulu sungai mereka menemukan batu-batu besar dari bukit berada ditengah sungai.

Mereka berfikir tidak masuk akal kenapa batu sebesar pondok/rumah bisa berada di sungai padahal tidak terjadi longsor. Mereka pun bergegas pergi ke atas bukit dan terkejut melihat tujuh orang yang tengah asik mengangkat batu raksasa seperti sebuah bola lalu membuang ke tengah sungai.

Ternyata tujuh orang itu adalah Siklambai yang dikenal dengan tingkah laku yang jahat. Siklambai sengaja membuang batu ke sungai agar ikan tertahan tidak lepas hingga ke hilir yang membuat mereka untung banyak memperoleh ikan.

Apa daya Datuk Kuntum dan Datuk Reges untuk melawan ke tujuh bersaudara dengan kekuatan yang luar biasa hebat. Ketika Siklambai beristirahat, Datuk Kuntum dan Datuk Reges melihat salah satu dari Siklambai mengambil sebuah botol dengan cairan emas kemudian dioles ke tangan dan kaki mereka sehingga mereka menjadi kuat.

Rupanya cairan emas pada botol tersebut yang membuat Siklambai dengan mudahnya mengangkat batu besar dan menebas pohon dengan tangan. Ketika Siklambai tengah asik menebas pohon besar, Datuk Kuntum dan Datuk Reges segera mengambil botol cairan emas dan mengoleskan ke seluruh tubuh hingga cairan emas itu habis tak tersisa.

Terkejut melihat ada orang yang mengambil botol tersebut membuat Siklambai 7 bersaudara sangat murka dan terjadilah pertengkaran hebat antara Siklambai dengan Datuk Kuntum dan Datuk Reges.

Pertengkaran tersebut berlangsung selama satu hari satu malam hingga olesan cairan emas pada Siklambai akhirnya habis membuat mereka kalah dan mati dibunuh oleh Datuk Kuntum dan Datuk Reges.

Setelah pertengkaran hebat selesai, Datuk Kuntum dan Datuk Reges segera memindahkan kembali batu-batu besar di sungai ke atas bukit. Tidak semua batu dapat dipindahkan setelah cairan emas pada tubuh Datuk Kuntum dan Datuk Reges akhirnya habis.

Seperti itu lah cerita rakyat yang di yakini sebagai awal peradaban dan kehidupan di desa Rantau Langsat Kabupaten Indragiri Hulu. Tiap cerita rakyat atau legenda memiliki pesan tersirat yang bisa kita ambil hikmahnya.


Sisa batu besar di sungai masih ada hingga kini tepatnya di bagian hulu Sungai Batang Gansal. Desa Rantau Langsat berada di Kabupaten Indragiri Hulu dengan waktu tempuh sekitar 5 jam dari Kota Pekanbaru.