Tari Indang (Dindin Badindin) Asal Minang ( Artikel Lengkap )

Tari Indang

Menurut beberapa versi, tari indang sebetulnya merupakan buah akulturasi budaya Melayu dan budaya Islam di masa penyebaran agama Islam pada abad ke 13. Tarian ini diperkenalkan oleh salah seorang ulama Pariaman bernama Syekh Burhanudin sebagai salah satu media dakwah.

1. Tema dan Makna Filosofi

Sebagai media dakwah, tari Indang mengandung beberapa elemen pendukung yang bernapaskan budaya Islam. Tarian ini kerap disuguhkan bersama iringan shalawat Nabi atau syair-syair yang mengajarkan nilai-nilai keislaman. Tak heran bila kemudian pada masa silam tari Indang justru lebih sering ditampilkan di surau-surau. Adapun hingga saat ini, beberapa nagari di ranah Minang masih kerap menyuguhkan tarian ini dalam upacara Tabuik, atau upacara peringatan wafatnya cucu Rosululloh setiap tanggal 10 Muharram.
 
 

2. Gerakan Tari Indang

Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari Saman asal Aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari Indang cenderung lebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih bila dikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa Melayu.
Gerakan tari Indang Dindin Badindin diawali dengan pertemuan 2 kelompok penari yang kemudian menyusun diri berbanjar dari kiri ke kanan. Mereka duduk bersila dan memperagakan gerakan-gerakan simetris yang sangat membutuhkan kerja keras dan latihan yang cukup. 

3. Iringan Tari

Tari Indang Dindin Badindin diiringi oleh 2 ragam bunyi, yaitu bunyi yang berasal dari tabuhan alat musik tradisional khas Melayu seperti rebana dan gambus, serta bunyi yang berasal dari syair yang dinyayikan oleh seorang tukang dzikir. Tukang dzikir sendiri adalah sebutan bagi seorang yang memandu tari melalui syair dan lagu yang dinyanyikannya. Pada perkembangannya, alat musik yang mengiringi tari Indang kini semakin beragam. Beberapa alat musik modern seperti akordeon, piano, dan beberapa alat musik tradisional lainnya juga kerap ditemukan. Selain itu, syair lagu yang kerap dinyanyikan juga kini lebih sering hanya 1 jenis saja, yaitu lagu Dindin Badindin karya Tiar Ramon.
 

4. Setting Panggung

Tari Indang hanya boleh ditampilkan oleh penari pria saja. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang tidak memperkenankan wanita mempertontonkan dirinya di khalayak umum. Namun, aturan ini kian lama semakin ditinggalkan. Buktinya beberapa pementasan tari indang kini kerap ditemukan dengan penari perempuan.
Jumlah penarinya sendiri beragam, tapi yang sering ditemukan tarian ini ditampilkan oleh penari berjumlah ganjil, seperti 7 orang penari, 9 orang, 11 orang, atau 13 orang dengan satu atau dua orang bertindak sebagai tukang dzikir. Para penari tari Indang dalam budaya minang disebut dengan istilah anak Indang.

Baca Juga:

Tari Tanggai Asal Palembang ( Artikel Lengkap )


5. Tata Rias dan Tata Busana

Dalam perkara tata rias dan tata busana, tari indang tidak memiliki banyak aturan. Yang jelas, khusus untuk para penarinya wajib mengenakan pakaian adat Melayu sebagai simbol dan identitas asal tarian tersebut. Sementara untuk tukang dzikir bebas mengenakan pakaian apapun asalkan sopan.
 

6. Properti Tari

Pada awal masa kemunculannya, tari indang wajib dilengkapi dengan indang atau rebana kecil sebagai propertinya. Namun, kini properti tersebut sering ditinggalkan dan digantikan fungsinya oleh lantai panggung yang dapat menghasilkan suara ketika ditepuk.



Search Populer:
  • lagu dinding badinding mp3
  • download video tari indang
  • sejarah tari indang
  • gerakan tari dindin badindin
  • gerakan tari indang
  • download video tari indang (dindin badindin) (hd) - kosentra group
  • tari indang mp3
  • kostum tari indang