Tari Guel dari Provinsi Aceh

Tari Guel adalah seni tari tradisional Aceh yang merupakan khasanah kekayaan budaya Gayo. Khususnya di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian ini bukan hanya sekadar tari. Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri.

Kisah panjang dan unik mengenai tari guel dari Aceh ini, telah kami tulis dalam artikel dengan kategori cerita rakyat, yaitu Asal Mula Tari Guel Aceh.

Pada kesempatan ini, TradisiKita akan menulis artikel mengenai tari Guel, apakah tari guel itu? bagaimana pertunjukan tari tradisional Aceh, seperti apa musik pengiring tari guel? semua informasinya bisa Sobat ketahui dibawah ini

Tari Guel Aceh

Tari Guel dari Provinsi Aceh
Tari Guel, image : renyfharina.blogspot.com

1. Sejarah Tari Guel

Untuk Sejarah dan usal usul tari guel, Sobat bisa mengunjungi artikel Asal Mula Tari Guel Aceh

2. Fungsi Dan Makna Tari Guel

Tari Guel pada awalnya lebih difungsikan sebagai bagian dari upacara adat tertentu di kalangan masyarakat Gayo, baik secara ritual adat maupun perayaan adat, kemudian berkembang menjadi sebuah tarian pertunjukan, sebagai wujud pelestarian budaya.

Bagi masyarakat Gayo, Tari Guel tidak hanya sekedar tarian biasa, tarian ini memiliki nilai-nilai dan filosofi yang mewakili budaya mereka. Sehingga setiap babak dan gerakan dalam tarian ini mengandung pesan dan nilai-nilai khusus di dalamnya.

3. Pertunjukan Tari Guel

Dalam pertunjukannya, Tari Guel biasanya ditampilkan oleh sekelompok para penari pria dan penari wanita.  Jumlah para penari dalam perkembangannya terdiri dari kelompok pria dan wanita berkisar antara 8-10 ( Wanita ), 2-4 ( Pria ). Penari Pria dalam setiap penampilan selalu tampil sebagai simbol dan primadona, melambangkan aman manyak atau lintoe Baroe dan Guru Didong. Jumlah penabuh biasanya minimal 4 orang yang menabuh canang, gong, gegedem, dan memong.

Gerakan Tari Guel ini sangat unik dan gerakannya disesuaikan dengan suara musik pengiring. Yang menarik di sini, gerakan penari pria dan penari wanita cenderung berbeda. Gerakan penari pria lebih bervariatif dan mendominasi, sehingga tak lepas dari perhatian para penonton yang menyaksikannya. Adapun gerakan dasar tarian guel terdiri dari salam semah (munatap), kepur nunguk, sining lintah, semer kaleng (sengker kalang) dan dah-papan.

Pertunjukan tari guel dibagi dalam empat babakan baku. Terdiri dari babak Mu natap, Babak II Dep, Babak III Ketibung, Babak IV Cincang Nangka. Ragam Gerak atau gerak dasar adalah Salam Semah (Munatap ), Kepur Nunguk, Sining Lintah, Semer Kaleng (Sengker Kalang), Dah-Papan.

4. Penari Guel

Di tanah Gayo, dahulunya dikenal begitu banyak penari Guel. Seperti Syeh Ishak di Kampung Kutelintang-Pegasing, Aman Rabu di kampung Jurumudi-Bebesan, Ceh Regom di Toweren. Penari lain yang kurun waktun 1992 sampai 1993 yang waktu itu masih hidup adalah Aman Jaya-Kampung Kutelintang, Umer-Bebesen, Syeh Midin-Silih Nara Angkup, Safie-Gelu Gele Lungi-Pegasing, Item Majid-Bebesen. Mereka waktu itu rata-rata sudah berusia 60-an. Saat ini sudah meninggal sehingga alih generasi penari menjadi hambatan serius.

Walaupun ada penari yang lahir karena bakat sendiri, bukan langsung diajarkan secara teori dan praktik oleh para penari pakar seperti disebutkan, keterampilan menari mereka tak sepiawai para pendahulunya. Begitu juga pengiring penggiring musik tetabuhan seperti Rebana semakin langka, apalagi ingin menyamakan dengan seorang dedengkot almarhum Syeh Kilang di Kemili Bebesen.

5. Pengiring Tari Guel

Dalam pertunjukan Tari Guel biasanya diiringi oleh musik tradisional dan lantunan lagu daerah/adat. Musik pengiring Tari Guel ini biasanya terdiri dari canang, gong, gegedem, dan menong. Sedangkan lagu daerah yang dibawakan lebih bertema kesedihan atau kepiluan, sehingga sangat sesuai dan membuat pertunjukan Tari Guel ini lebih hidup.

6. Kostum Tari Guel

Kostum atau pakaian tradisional yang digunakan dalam pertunjukan Tari Guel ini biasanya adalah busana tradisional Aceh khas Gayo yang disebut dengan baju kerawang. Selain itu salah satu ciri khas dari kostum Tari Guel ini adalah kain opoh ulen-ulen yang dikenakan di punggung penari pria, dan digunakan sebagai atribut menarinya.


7. Perkembangan Tari Guel

Tari Guel masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Kreasi dan variasi tari guel juga terus dikembangkan dan sering ditampilkan di setiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak, kostum, maupun pengiringnya, agar terlihat menarik namun tidak meninggalkan ciri khas dan keasliannya.

Selain itu, tari guel ini juga tidak hanya ditampilkan di berbagai acara adat saja, namun juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi pariwisata. Hal ini tentu dilakukan sebagai usaha pelestarian serta memperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat luas akan kesenian Tari Guel ini.

Demikian Sobat Tradisi, informasi mengenai Tari Guel dari Provinsi Aceh. Semoga bermanfaat.